Wednesday, November 18, 2009

KITAB MALEAKHI

Penulis : Maleakhi
Tema : Aneka Tuduhan Allah Terhadap Yudaisme Pascapembuangan
Tanggal Penulisan: Sekitar 430-420 SM


Latar Belakang

Nama Maleakhi (Ibrani מלאכי - MAL'AKHI) berarti "utusanku"; nama ini mungkin menjadi singkatan dari "Malakhiah" yang artinya "utusan Tuhan". Pendapat bahwa "Maleakhi" dalam Mal 1:1 merupakan gelar deskriptif dan bukan nama pribadi kurang dapat diterima. Walaupun kita tidak diberi tahu apa-apa tentang nabi ini di bagian PL lainnya, kepribadiannya sangat tampak dalam kitab ini. Dia adalah seorang Yahudi saleh yang tinggal di Yehuda masa pascapembuangan, rekan sezaman Nehemia, dan sangat mungkin seorang imam nabi. Kepercayaannya yang kokoh akan perlunya kesetiaan kepada perjanjian (Maleakhi 2:4,5,8,10) dan yang melawan ibadah yang munafik dan tak bersungguh-sungguh (Maleakhi 1:7--2:9), penyembahan berhala (Maleakhi 2:10-12), perceraian (Maleakhi 2:13-16), dan mencuri persepuluhan dan persembahan yang menjadi milik Allah (Maleakhi 3:8-10) semua ini menunjuk kepada seorang yang memiliki integritas teguh dan pengabdian kuat kepada Allah.


Isi kitab ini menunjukkan bahwa

(1) Bait Suci sudah dibangun kembali (516/515 SM) dan korban-korban serta hari raya dilaksanakan kembali,

(2) pengetahuan umum mengenai Taurat telah diperkenalkan kembali oleh Ezra (+457-455 SM; lih. Ezra 7:10,14,25-26), dan

(3) kemunduran yang kemudian terjadi di kalangan imam dan umat itu (+ 433 SM). Tambahan pula, suasana dan pengabaian rohani yang disebut Maleakhi sangat mirip dengan situasi yang dijumpai Nehemia ketika kembali setelah tinggal beberapa waktu di Persia (433-425 SM) untuk melayani sebagai gubernur kali kedua di Yerusalem (bandingkan Nehemia 13:4-30). Ketika itu,

- para imam telah menjadi korup (Maleakhi 1:6--2:9; Nehemia 13:1-9),
- persepuluhan dan persembahan diabaikan (Maleakhi 3:7-12; Nehemia 13:10-13), dan
- perjanjian pernikahan dilanggar ketika para suami menceraikan istri Ibrani mereka untuk menikahi wanita kafir (mungkin lebih muda dan cantik) (Maleakhi 2:10-16; Nehemia 13:23-28). Karena itu, sangatlah mungkin Maleakhi memberitakan amanatnya sekitar 430-420 SM.


Tujuan

Ketika Maleakhi menulis, orang Yahudi pasca pembuangan di Palestina kembali mengalami kesusahan dan kemunduran rohani. Orang-orang telah menjadi sinis, meragukan kasih dan janji-janji Allah, menyangsikan keadilan-Nya dan tidak percaya lagi bahwa ketaatan kepada perintah-Nya itu berguna. Seiring dengan memudarnya iman, maka pelaksanaan ibadah menjadi otomatis dan tidak berperasaan. Mereka juga acuh tak acuh terhadap tuntutan hukum
Taurat dan bersalah karena berbuat bermacam-macam dosa terhadap perjanjian. Maleakhi memperhadapkan para imam dan umat itu dengan panggilan kenabian

(1) untuk bertobat dari dosa-dosa dan kemunafikan agama mereka sebelum Allah datang tiba-tiba dengan hukuman,

(2) untuk menyingkirkan semua rintangan ketidaktaatan yang menghalangi arus kemurahan dan berkat Allah, dan

(3) untuk kembali kepada Tuhan dan perjanjian-Nya dengan hati yang tulus dan taat.


Survai

Kitab ini terdiri dari enam "Ucapan ilahi: Firman Tuhan kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi" (Mal 1:1), terjalin dengan serangkaian 10 pertanyaan retorik dan sarkastis dari Israel dan tanggapan Allah melalui sang nabi. Walaupun penggunaan cara tanya-jawab seperti dalam perdebatan ini bukan suatu keistimewaan Maleakhi di antara nabi-nabi PL, penggunaan
gaya ini olehnya adalah khusus karena merupakan pokok dalam susunan sastra kitab ini. "Ucapan ilahi" Tuhan melalui Maleakhi adalah sebagai berikut:

(1) Pertama, Allah menegaskan kasih perjanjian-Nya kepada Israel (Maleakhi 1:2-5).

(2) Yang kedua menuduh para imam karena mereka menjadi penjaga tidak setia dari hubungan perjanjian di antara Allah dengan Israel (Maleakhi 1:6--2:9).

(3) Ucapan ilahi yang ketiga menegur umat itu karena melanggar perjanjian yang dibuat dengan leluhur mereka (Maleakhi 2:10-16).

(4) Yang keempat mengingatkan Israel akan kepastian hukuman Allah karena berdosa terhadap perjanjian (Maleakhi 2:17--3:6).

(5) Ucapan ilahi kelima memanggil seluruh masyarakat Yahudi pascapembuangan di Palestina untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan supaya mereka sekali lagi dapat diberkati oleh-Nya (Maleakhi 3:7-12).

(6) Ucapan ilahi yang terakhir mengacu kepada "kitab peringatan" Allah mengenai orang-orang yang takut akan Dia dan menghormati nama-Nya (Maleakhi 3:13-18). Maleakhi mengakhiri kitabnya dengan peringatan dan janji nubuat tentang "hari Tuhan" yang akan datang (Maleakhi 4:1-6).


Ciri-ciri Khas

Lima ciri utama menandai kitab Maleakhi.

(1) Dengan cara yang sederhana, terus terang dan tegas, kitab ini dengan hidup melukiskan pertemuan antara Allah dengan umat-Nya, sebagian besar dengan memakai kata ganti orang pertama.

(2) Kitab ini mengutamakan metode tanya-jawab dalam menyampaikan amanat kenabian, berisi tidak kurang dari 23 pertanyaan yang diajukan timbal-balik di antara Allah dan umat-Nya. Seorang pakar mengemukakan bahwa "metode" tulisan Maleakhi ini mungkin berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para tukang ejek yang berteriak ketika dia mula-mula menyampaikan berita kenabiannya di jalan-jalan Yerusalem atau pelataran Bait Suci.

(3) Sesudah Maleakhi, nabi PL terakhir, terdapat 400 tahun tanpa ada suara nabi yang utama di Israel. Ketiadaan seorang nabi utama selama itu kemudian berakhir dengan datangnya Yohanes Pembaptis, yang menurut nubuat Maleakhi akan mempersiapkan jalan bagi Mesias (Maleakhi 3:1).

(4) Istilah "Tuhan semesta alam" dipakai 20 kali dalam kitab yang singkat ini.

(5) Penting sekali, bahwa nubuat terakhir (yang mengakhiri berita kenabian PL) menubuatkan bahwa pada suatu hari Allah akan mengirim roh Elia untuk memulihkan bapa-bapa saleh yang kuat di Sion, bertentangan dengan kecenderungan sosial di mana keluarga makin berantakan (Maleakhi 4:5-6).


Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Tiga bagian khusus dari Maleakhi dikutip dalam PB.

(1) Frase, "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau" (Maleakhi 1:2-3) dikutip Paulus dalam ajarannya tentang pemilihan (Roma 9:13).

(2) Nubuat Maleakhi mengenai "utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku" (Maleakhi 3:1; bd. Yesaya 40:3) dikutip Yesus dengan mengacu kepada Yohanes Pembaptis dan pelayanannya (Matius 11:7-15).

(3) Demikian pula, Yesus memahami bahwa nubuat Maleakhi tentang perihal Allah mengutus "nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu" (Maleakhi 4:5) berlaku untuk Yohanes Pembaptis (Matius 11:14; Matius 17:10-13; Markus 9:11-13). Kitab terakhir dalam Alkitab menambahkan bahwa roh Elia akan muncul kembali sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali (Wahyu 11:3-6).

Di samping tiga petunjuk jelas PB kepada kitab ini, kutukan sang nabi kepada perceraian yang tidak adil (Maleakhi 2:14-16) menantikan ajaran PB yang tegas mengenai topik ini (Matius 5:31-32; Matius 19:3-10; Markus 10:2-12; Roma 7:1-3; 1 Kor 7:10-16,39). Nubuat Maleakhi tentang munculnya Mesias di masa depan (Maleakhi 3:1-6; Maleakhi 4:1-3) mencakup kedatangan pertama dan kedua Kristus.


(REFERENCE : HAVE NIcE READING)


Sumber :
The Full Life Study Bible Copyright © 1992 Life Publishers International, Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia Copyright © 1993, 1994 Penerbit Gandum Mas.

KITAB MALEAKHI

Penulis : Maleakhi
Tema : Aneka Tuduhan Allah Terhadap Yudaisme Pascapembuangan
Tanggal Penulisan: Sekitar 430-420 SM


Latar Belakang

Nama Maleakhi (Ibrani מלאכי - MAL'AKHI) berarti "utusanku"; nama ini mungkin menjadi singkatan dari "Malakhiah" yang artinya "utusan Tuhan". Pendapat bahwa "Maleakhi" dalam Mal 1:1 merupakan gelar deskriptif dan bukan nama pribadi kurang dapat diterima. Walaupun kita tidak diberi tahu apa-apa tentang nabi ini di bagian PL lainnya, kepribadiannya sangat tampak dalam kitab ini. Dia adalah seorang Yahudi saleh yang tinggal di Yehuda masa pascapembuangan, rekan sezaman Nehemia, dan sangat mungkin seorang imam nabi. Kepercayaannya yang kokoh akan perlunya kesetiaan kepada perjanjian (Maleakhi 2:4,5,8,10) dan yang melawan ibadah yang munafik dan tak bersungguh-sungguh (Maleakhi 1:7--2:9), penyembahan berhala (Maleakhi 2:10-12), perceraian (Maleakhi 2:13-16), dan mencuri persepuluhan dan persembahan yang menjadi milik Allah (Maleakhi 3:8-10) semua ini menunjuk kepada seorang yang memiliki integritas teguh dan pengabdian kuat kepada Allah.


Isi kitab ini menunjukkan bahwa

(1) Bait Suci sudah dibangun kembali (516/515 SM) dan korban-korban serta hari raya dilaksanakan kembali,

(2) pengetahuan umum mengenai Taurat telah diperkenalkan kembali oleh Ezra (+457-455 SM; lih. Ezra 7:10,14,25-26), dan

(3) kemunduran yang kemudian terjadi di kalangan imam dan umat itu (+ 433 SM). Tambahan pula, suasana dan pengabaian rohani yang disebut Maleakhi sangat mirip dengan situasi yang dijumpai Nehemia ketika kembali setelah tinggal beberapa waktu di Persia (433-425 SM) untuk melayani sebagai gubernur kali kedua di Yerusalem (bandingkan Nehemia 13:4-30). Ketika itu,

- para imam telah menjadi korup (Maleakhi 1:6--2:9; Nehemia 13:1-9),
- persepuluhan dan persembahan diabaikan (Maleakhi 3:7-12; Nehemia 13:10-13), dan
- perjanjian pernikahan dilanggar ketika para suami menceraikan istri Ibrani mereka untuk menikahi wanita kafir (mungkin lebih muda dan cantik) (Maleakhi 2:10-16; Nehemia 13:23-28). Karena itu, sangatlah mungkin Maleakhi memberitakan amanatnya sekitar 430-420 SM.


Tujuan

Ketika Maleakhi menulis, orang Yahudi pasca pembuangan di Palestina kembali mengalami kesusahan dan kemunduran rohani. Orang-orang telah menjadi sinis, meragukan kasih dan janji-janji Allah, menyangsikan keadilan-Nya dan tidak percaya lagi bahwa ketaatan kepada perintah-Nya itu berguna. Seiring dengan memudarnya iman, maka pelaksanaan ibadah menjadi otomatis dan tidak berperasaan. Mereka juga acuh tak acuh terhadap tuntutan hukum
Taurat dan bersalah karena berbuat bermacam-macam dosa terhadap perjanjian. Maleakhi memperhadapkan para imam dan umat itu dengan panggilan kenabian

(1) untuk bertobat dari dosa-dosa dan kemunafikan agama mereka sebelum Allah datang tiba-tiba dengan hukuman,

(2) untuk menyingkirkan semua rintangan ketidaktaatan yang menghalangi arus kemurahan dan berkat Allah, dan

(3) untuk kembali kepada Tuhan dan perjanjian-Nya dengan hati yang tulus dan taat.


Survai

Kitab ini terdiri dari enam "Ucapan ilahi: Firman Tuhan kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi" (Mal 1:1), terjalin dengan serangkaian 10 pertanyaan retorik dan sarkastis dari Israel dan tanggapan Allah melalui sang nabi. Walaupun penggunaan cara tanya-jawab seperti dalam perdebatan ini bukan suatu keistimewaan Maleakhi di antara nabi-nabi PL, penggunaan
gaya ini olehnya adalah khusus karena merupakan pokok dalam susunan sastra kitab ini. "Ucapan ilahi" Tuhan melalui Maleakhi adalah sebagai berikut:

(1) Pertama, Allah menegaskan kasih perjanjian-Nya kepada Israel (Maleakhi 1:2-5).

(2) Yang kedua menuduh para imam karena mereka menjadi penjaga tidak setia dari hubungan perjanjian di antara Allah dengan Israel (Maleakhi 1:6--2:9).

(3) Ucapan ilahi yang ketiga menegur umat itu karena melanggar perjanjian yang dibuat dengan leluhur mereka (Maleakhi 2:10-16).

(4) Yang keempat mengingatkan Israel akan kepastian hukuman Allah karena berdosa terhadap perjanjian (Maleakhi 2:17--3:6).

(5) Ucapan ilahi kelima memanggil seluruh masyarakat Yahudi pascapembuangan di Palestina untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan supaya mereka sekali lagi dapat diberkati oleh-Nya (Maleakhi 3:7-12).

(6) Ucapan ilahi yang terakhir mengacu kepada "kitab peringatan" Allah mengenai orang-orang yang takut akan Dia dan menghormati nama-Nya (Maleakhi 3:13-18). Maleakhi mengakhiri kitabnya dengan peringatan dan janji nubuat tentang "hari Tuhan" yang akan datang (Maleakhi 4:1-6).


Ciri-ciri Khas

Lima ciri utama menandai kitab Maleakhi.

(1) Dengan cara yang sederhana, terus terang dan tegas, kitab ini dengan hidup melukiskan pertemuan antara Allah dengan umat-Nya, sebagian besar dengan memakai kata ganti orang pertama.

(2) Kitab ini mengutamakan metode tanya-jawab dalam menyampaikan amanat kenabian, berisi tidak kurang dari 23 pertanyaan yang diajukan timbal-balik di antara Allah dan umat-Nya. Seorang pakar mengemukakan bahwa "metode" tulisan Maleakhi ini mungkin berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para tukang ejek yang berteriak ketika dia mula-mula menyampaikan berita kenabiannya di jalan-jalan Yerusalem atau pelataran Bait Suci.

(3) Sesudah Maleakhi, nabi PL terakhir, terdapat 400 tahun tanpa ada suara nabi yang utama di Israel. Ketiadaan seorang nabi utama selama itu kemudian berakhir dengan datangnya Yohanes Pembaptis, yang menurut nubuat Maleakhi akan mempersiapkan jalan bagi Mesias (Maleakhi 3:1).

(4) Istilah "Tuhan semesta alam" dipakai 20 kali dalam kitab yang singkat ini.

(5) Penting sekali, bahwa nubuat terakhir (yang mengakhiri berita kenabian PL) menubuatkan bahwa pada suatu hari Allah akan mengirim roh Elia untuk memulihkan bapa-bapa saleh yang kuat di Sion, bertentangan dengan kecenderungan sosial di mana keluarga makin berantakan (Maleakhi 4:5-6).


Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Tiga bagian khusus dari Maleakhi dikutip dalam PB.

(1) Frase, "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau" (Maleakhi 1:2-3) dikutip Paulus dalam ajarannya tentang pemilihan (Roma 9:13).

(2) Nubuat Maleakhi mengenai "utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku" (Maleakhi 3:1; bd. Yesaya 40:3) dikutip Yesus dengan mengacu kepada Yohanes Pembaptis dan pelayanannya (Matius 11:7-15).

(3) Demikian pula, Yesus memahami bahwa nubuat Maleakhi tentang perihal Allah mengutus "nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu" (Maleakhi 4:5) berlaku untuk Yohanes Pembaptis (Matius 11:14; Matius 17:10-13; Markus 9:11-13). Kitab terakhir dalam Alkitab menambahkan bahwa roh Elia akan muncul kembali sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali (Wahyu 11:3-6).

Di samping tiga petunjuk jelas PB kepada kitab ini, kutukan sang nabi kepada perceraian yang tidak adil (Maleakhi 2:14-16) menantikan ajaran PB yang tegas mengenai topik ini (Matius 5:31-32; Matius 19:3-10; Markus 10:2-12; Roma 7:1-3; 1 Kor 7:10-16,39). Nubuat Maleakhi tentang munculnya Mesias di masa depan (Maleakhi 3:1-6; Maleakhi 4:1-3) mencakup kedatangan pertama dan kedua Kristus.


(REFERENCE : HAVE NIcE READING)


Sumber :
The Full Life Study Bible Copyright © 1992 Life Publishers International, Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia Copyright © 1993, 1994 Penerbit Gandum Mas.

Saturday, November 7, 2009

Live with thank giving to Lord

If you found your life to difficult, just give thank to Lord for this live. There are moment later on, the time for you to enjoy it in His time. If you founs that life so easy just thank Lord also you don't know when you were in trouble. In everything thank Him, in difficult way / easy way. He know what is right in front of us. He know our future.

Wednesday, November 4, 2009

Boys Before Flowers
Korean Drama | 25 Episodes | hot!

Cast: Kim Bum, Kim Hyun Joong, Kim Joon, Koo Hye Sun, Lee Min Ho

Jan Di is an average girl whose family owns a dry-cleaning shop that is located near the luxurious and well-known Shin Hwa College. Jan Di meets the four most richest and spoiled boys when she delivers laundry to the school one day. The boys are known as the F4 and ...

Perfect face...

huhuu

Followers